Selasa, 01 Februari 2011

Pro Kontra Rokok




Beberapa pakar dan praktisi kesehatan menyimpulkan bahwa; bahaya rokok tidak selamanya mengancam kehidupan manusia. Sebuah penelitian tentang “Human Leucosyd Antigen” (HLA) yang merupakan zat kekebalan tubuh, memungkinkan seseorang untuk terhindar dari segala bentuk bahaya terhadap serangan tembakau (rokok). dalam simpulan tersebut dijelaskan pula bahwa tidak semua orang memiliki “HLA” yang handal dalam melawan nekotin, terutama mereka yang mengkonsumsinya secara berlebihan. Peneliti berharap agar anda yang tidak cukup kebal menghadapi tembakau disarankan untuk berhenti secara total, paling tidak harus menguranginya sesuai daya tahan tubuh anda.

Dari segi ekonomi, sudah bukan rahasia lagi bila separuh perekonomian negara bergantung pada industri rokok ini. Tidak heran, banyak pihak-pihak yang saling berlomba untuk bersaing di bisnis rokok ini. Akibatnya, mulai bermunculan berbagai jenis merk rokok dengan rasa dan sensasi yang berbeda.
Ironisnya, selain yang pro, ada pihak-pihak yang kontra dengan keberadaan rokok ini. Dengan berpanutan pada berbagai aturan, penelitian, dan referensi kesehatan, rokok dijadikan barang yang seharusnya dijauhi karena kandungan berbahaya yang ada di dalamnya. Memang sudah ada beberapa merk yang mengurangi kadar zat berbahaya di dalam rokok produksi mereka, namun tetap saja masih ditenang karena jumlag zat berbahaya yang beitu besar dalam rokok.

Industri rokok merupakan industri yang sangat membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar. Ini dimungkinkan karena industri ini mampu menyerap tenaga kerja yang luar biasa banyak dibandingkan dengan industri yang lainnya. Larangan penggunaan mesin-mesin industri otomatis dari pemerintah dalam menjalankan roda perusahan rokok mengindikasikan kebutuhan atau ketergantungan pemerintah, terutama soal tenaga kerja, yang sedemikian tinggi. Dengan demikian keberlangsungan hidup masyarakat yang menggantungkan hidup dari pekerjaan mereka di perusahaan rokok ini semakin tinggi. Tanpa rokok berarti tanpa nasi dan dapur yang mengepul. Ini belum dihitung pengangguran yang berhasil diatasi lewat agen-agen rokok maupun para pedagang kecil dan pedagang kaki lima. Apalagi ditambah banyaknya acara-acara yang tak lepas dari Sponsor Produk Rokok tertentu. Dari mulai olahraga sampai konser yang berarti promosi rokok besar-besaran. Hal itu tentu sangat memengaruhi banyak orang dan bahkan tidak mengenal kalangan dewasa, remaja maupun anak-anak.

Sedikitnya ada dua hal yang membuat kita menundukkan kepala tanda berduka.

Pertama, data yang menyatakan jumlah perokok terbanyak di kalangan orang-orang miskin dan di negara-negara miskin yang konon mencapai 80 persen. Wajar saja kalau Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (WHO) mendesak agar semua negara tanpa kecuali memberlakukan larangan total terhadap segala bentuk iklan, promosi, dan sponsor rokok, demi kesehatan 1,8 miliar anak di dunia.

Kedua, jumlah perokok terbesar mencapai 80 persen adalah kalangan remaja. Itu artinya, remaja kita ke depan dalam bahaya, terutama racun yang terdapat dalam rokok. Kalau tidak diantisipasi dengan cermat bisa-bisa dunia ini dipenuhi oleh generasi tidak sehat alias berpenyakit paru-paru, kanker dll. Indonesia termasuk di dalamnya.

Ada juga pihak yang mengatakan bahwa merokok adalah perbuatan yang sia-sia. Hal ini didasari dengan sebagaian tingkah para perokok yang merelakan sebagian hartanya hanya untuk sebatang rokok saja. Selain itu, rokok pun hanya banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

Bagi sebagian banyak orang, rokok adalah teman hidup. Seperti anda membutuhkan makan dan minum maka bagi orang-orang tertentu rokok merupakan sebuah kebutuhan. Jika mereka sedang dirundung masalah atau dirundung kesendirian dan kesepian, rokok bisa menjadi teman berbagi sepi. Rokok menemani kita dikala sedang menunggu sang kekasih. Rokok menemani kita untuk mencairkan suasana dengan calon mertua. Rokok menemani kita dikala menunggu bus yang akan mengantar kita ke suatu tempat. Rokok menemani kita di jenuhnya perjalanan yang melelahkan. Rokok menemani kita dikala kita dirundung percecokkan dengan teman. Jika sehabis makan maka rokoklah cuci mulutnya.

Jadi, bagi saya kesimpulannya, Ini jelas sangat memprihatinkan jika dilihat dari jumlah manusia yang mengonsumsi rokok. Namun juga sangat menguntungkan dari dan atau bagi beberapa pihak yang merasa diuntungkan. Sehingga sebenarnya masalah Pro maupun Kontra Rokok tidak akan mencapai titik terang sampai saat ini karena banyak aspek yang bertentangan maupun saling melengkapi.
Bagaimana dengan anda? Pro atau Kontra terhadap Rokok?




Sumber Dengan Sedikit Perubahan

1 komentar:

  1. Menurut ane sih masalah rokok terang aja n clear, kenapa musti diributin begitu amat? Dulu-dulu g sebegitunya, apa karena sekarang dana dari pihak asing utk kampanye antirokok tambah gendut ya? kalo itu sih mau doooooong!!!!
    Kalo masalah perokok kebanyakan orang miskin, kali aja karna rokoklah yg paling murah untuk pergaulan, rekreasi n relaksasi, nggak mungkin kan konkow di diskotik, tour ke Bali ato ke panti pijat? Terus urusan remaja yg pada ngrokok, saya nggak yakin itu menyebabkan kecanduan, paling2 buat gaya2an biar terlihat dah dewasa n gaul. Nah soal boros, kayaknya remaja dan orang miskin ini lebih boros di pulsa deh, kalo rokok dilarang ponsel dilarang juga dong....!!!
    Intinya kalo mau dibatasi its ok ga perlu ngalarang2 berlebihan apalagi sampe ngebui perokok n industri rokok, ntar tambah kisruh deh, keep peace....

    BalasHapus